Ketahui Pentingnya Peran Perusahaan Switching dalam Sistem Perbankan di Indonesia
Di tengah maraknya tren digitalisasi perbankan, perusahaan switching masih terus bertahan. Dalam artikel Kontan.co.id, Direktur Bisnis PT Artajasa Pembayaran Elektronis Heru Perwito mengungkapkan, perusahaan switching akan mendukung dan saling melengkapi berbagai layanan keuangan digital yang ada saat ini. Namun, seberapa familiar Anda dengan perusahaan switching? Dan apa perannya dalam sistem perbankan kita?
Apa Itu Perusahaan Switching?
Perusahaan switching adalah penyedia infrastruktur dan layanan teknologi yang menghubungkan berbagai jenis sistem pembayaran, seperti perbankan, e-Wallet, hingga penyedia layanan keuangan lainnya. Dalam hal ini, perusahaan switching berperan sebagai perantara yang memfasilitasi berbagai aktivitas keuangan, mulai dari transfer data, verifikasi transaksi, hingga proses transaksi secara elektronik.
Tak jarang, penyelenggara switching disamakan dengan bank. Padahal, keduanya merupakan institusi yang berbeda. Meski perusahaan switching dan bank sama-sama menyediakan layanan keuangan, bank memiliki fungsi lain yaitu menghimpun dan menyalurkan dana untuk mendukung kegiatan perekonomian masyarakat. Fungsi ini tidak dijalankan oleh perusahaan switching.
Bagaimana Perusahaan Switching Berdiri di Indonesia?
Awalnya, transaksi antar bank di Indonesia hanya bisa dilakukan melalui sistem yang dimiliki masing-masing bank. Hal ini cukup menyulitkan, karena nasabah hanya bisa menggunakan ATM bank dari rekening yang mereka miliki. Padahal, seringkali muncul kondisi di mana kita kesulitan mencari ATM rekening kita sendiri, terutama di daerah dengan jumlah dan pilihan ATM yang terbatas. Dari sini, kebutuhan akan layanan yang menghubungkan antar layanan bank dirasa semakin mendesak.
Pada tahun 1990, Lintasarta mengembangkan ATM Bersama, shared ATM network pertama yang berdiri di Indonesia. Saat itu, fungsi utama layanan ini adalah integrasi fisik jaringan ATM dari berbagai bank. Kemudian, pada tahun 2000, Lintasarta mendirikan PT Artajasa Pembayaran Elektronis untuk mengelola dan mengembangkan layanan ATM Bersama. Pada tahap ini, Artajasa memperluas peran ATM Bersama dari sekadar shared ATM network menjadi perusahaan switching yang memproses, memvalidasi, dan meneruskan data transaksi antar bank. Artajasa kemudian menjadi pionir dalam mengembangkan sistem transfer beda bank melalui ATM yang dapat dilakukan secara real-time-online.
Sebagai layanan switching terbesar di Indonesia, ATM Bersama telah terkoneksi dengan lebih dari 95 institusi perbankan. Luasnya jaringan ATM Bersama ini memungkinkan nasabah dari berbagai bank untuk melakukan transaksi dengan mudah di mana saja. Keunggulan ini menjadikan ATM Bersama sebagai solusi andal dalam memfasilitasi transaksi antar bank. Selain itu, Artajasa juga terus berinovasi dengan memperluas layanan ke ekosistem digital melalui Bersama ID, memberikan pengalaman transaksi yang lebih modern dan terintegrasi.
Peran Perusahaan Switching dalam Sistem Pembayaran dan Perbankan
Untuk memudahkan Anda memahami peran perusahaan switching, bayangkan sistem pembayaran seperti jalan raya yang menghubungkan berbagai kota. Dalam analogi ini, bank, e-Wallet, dan merchant diibaratkan sebagai kota yang saling bertukar barang. Transaksi adalah proses pengiriman barang dari satu kota ke kota lainnya.
Agar pengiriman tadi berjalan lancar, Anda membutuhkan jalan tol. Perusahaan switching berfungsi seperti jalan tol tersebut, memastikan setiap transaksi dilakukan dengan cepat, aman, dan efisien. Secara rinci, berikut adalah peran perusahaan switching.
-
Menjadi Penghubung Antar Sistem
Sebagai penghubung berbagai entitas dalam sistem keuangan seperti bank, e-Wallet, dan merchant, perusahaan switching memastikan seluruh entitas dapat saling berkomunikasi dan bekerja sama meski memiliki sistem teknologi yang berbeda.
Perusahaan switching seperti Artajasa berperan dalam meneruskan data dari satu bank ke bank lainnya, seperti dalam proses transfer dari rekening Bank BNI ke rekening Bank Mandiri. Tanpa layanan switching, setiap bank harus membangun koneksi langsung dari satu bank ke bank lain melalui infrastruktur dan layanan khusus.
-
Mengelola Data Transaksi
Data nasabah seperti informasi rekening, nominal transfer, atau detail pembayaran, harus diproses cepat dan akurat. Di sinilah layanan switching bekerja dalam mengelola data tersebut dengan integrasi berbagai berbagai aktivitas penting seperti automasi, real-time processing, dan pencatatan data.
Setiap harinya, perusahaan switching harus menangani jutaan transaksi tanpa intervensi manusia. Untuk memproses transaksi secara instan, automasi dan real-time processing dibutuhkan. Selain mempercepat, keduanya juga berguna untuk meminimalisir risiko kesalahan dari penyelesaian transaksi.
Setelah transaksi diproses, pencatatan dalam log data perlu dilakukan dengan rinci. Sehingga, ketika ada keperluan audit, masalah, atau pelaporan ke regulator seperti BI, perusahaan memiliki basis untuk melacak data dengan cepat.
-
Memastikan Keamanan Transaksi dan Kepatuhan Regulasi
Serangan siber terus bertransformasi dan mengalami peningkatan. Salah satu kasus yang paling membekas adalah serangan malware berbentuk ransomware terhadap Pusat Data Nasional (PDN) di Indonesia pada 20 Juni 2024. Kejadian ini berhasil melumpuhkan lebih dari 200 server pemerintah dan meretas data masyarakat. Namun, tidak hanya ransomware yang perlu dikhawatirkan. Ada berbagai bentuk serangan siber lain yang sering terjadi di lingkup pembayaran atau perbankan, salah satunya adalah fraud.
Fraud adalah bentuk penipuan atau kecurangan melalui transaksi pembayaran. Aktivitas ini dapat dilakukan dengan praktik pencurian dan penyalahgunaan data. Dalam konteks ini, bank adalah institusi yang rentan terhadap aktivitas fraud, sebab bank memiliki dan mengelola data nasabah.
Untuk menghindari terjadinya fraud, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mewajibkan penerapan strategi anti-fraud bagi Lembaga Jasa Keuangan (LJK). Melalui kebijakan ini, LJK seperti bank dan perusahaan switching diharapkan dapat mencegah, mendeteksi, serta menginvestigasi aktivitas fraud.
Sebagai penyedia infrastruktur pembayaran (PIP), Artajasa memainkan peran yang signifikan dalam memastikan keamanan transaksi yang melibatkan berbagai pihak. Misalnya, Artajasa mendukung penerapan strategi anti-fraud yang efektif di seluruh jaringan mitra keuangan dengan melakukan enkripsi data end-to-end, monitoring data secara real-time, hingga mengintegrasikan sistem pencegahan ancaman internal seperti fraud dan eksternal seperti serangan malware.
Tidak hanya itu, perusahaan switching juga diwajibkan untuk mengikuti standar yang ditetapkan BI dan OJK, yaitu Payment Card Industry Data Security Standard (PCI DSS) dan ISO:27001. Melalui PCI DSS, penyedia jasa layanan switching seperti Artajasa harus memastikan data pembayaran yang ditransfer melalui jaringannya terlindungi dari pencurian dan penyalahgunaan. Tidak berbeda jauh dari PCI DSS, ISO:27001 juga menyediakan framework agar perusahaan di sektor perbankan dan finansial dapat mengelola dan meningkatkan perlindungan datanya dari kebocoran serta ancaman siber. Selain itu, ISO:27001 juga menjadi standar yang menjamin sebuah perusahaan patuh terhadap regulasi yang berlaku.
-
Efisiensi Operasional
Untuk mendukung operasional berbagai institusi pembayaran dan perbankan agar berjalan lebih efisien, perusahaan switching menyediakan infrastruktur terpusat. Dengan memanfaatkan layanan perusahaan switching, bank dapat mengurangi biaya operasional karena tidak perlu membangun dan melakukan maintenance jaringan ATM secara independen.
Perusahaan switching juga berdampak langsung bagi nasabah bank, melalui perluasan akses penggunaan ATM yang dapat meningkatkan kenyamanan dan kepuasan layanan. Dalam hal ini, digitalisasi berperan penting untuk mendorong efisiensi operasional perusahaan switching. Penerapan teknologi memungkinkan proses transaksi dilakukan secara otomatis, mengurangi kebutuhan akan infrastruktur fisik, serta mendukung pertukaran data antar sistem keuangan.
Perkembangan Perusahaan Switching di Era Digitalisasi Perbankan
Di tengah pesatnya digitalisasi perbankan, perusahaan switching memiliki peran strategis dalam mendukung infrastruktur sistem pembayaran yang semakin terintegrasi. Dengan meningkatnya kebutuhan transaksi real-time dan penggunaan dompet digital, perusahaan switching menjadi jembatan utama yang memastikan transaksi berjalan lancar, aman, dan efisien.
Seiring perkembangan teknologi, perusahaan switching terus berusaha meningkatkan kapabilitasnya dalam mengelola data transaksi untuk mendukung layanan yang lebih efektif. Analisa data ini dapat memberikan gambaran tentang pola transaksi dan kebutuhan pasar, sehingga dapat membantu perusahaan switching dalam merancang strategi dan solusi yang relevan bagi lembaga keuangan dan pengguna layanan.
Perusahaan switching juga memainkan peran penting dalam memastikan layanan keuangan dapat saling terhubung. Integrasi e-wallet, aplikasi pembayaran, dan jaringan perbankan dalam layanan switching memudahkan pengguna untuk bertransaksi di berbagai platform tanpa hambatan. Kemampuan sistem yang berbeda untuk saling terhubung ini berkontribusi besar dalam memperluas akses terhadap layanan keuangan, terutama bagi masyarakat di daerah yang belum sepenuhnya terjangkau oleh perbankan konvensional.
Selain mendukung lembaga perbankan besar, perusahaan switching juga memiliki peran penting dalam menjangkau lembaga keuangan yang belum sepenuhnya terdigitalisasi, seperti Bank Perkreditan Rakyat (BPR). Banyak BPR yang masih menghadapi tantangan dalam mengembangkan sistem IT secara mandiri karena keterbatasan finansial. Dengan menyediakan infrastruktur pembayaran yang andal dan mudah diintegrasikan, perusahaan switching membantu BPR terhubung dengan jaringan sistem pembayaran yang lebih besar. Langkah ini tidak hanya meningkatkan aksesibilitas, tetapi juga mendukung penerapan standar keamanan dan kepatuhan yang sejalan dengan ekosistem keuangan modern.
Peran strategis perusahaan switching dalam mengintegrasikan berbagai layanan keuangan, baik digital maupun konvensional, menjadikannya fondasi penting dalam mendukung transformasi sistem pembayaran di Indonesia menuju era digitalisasi perbankan.
Artajasa Sebagai Penyedia Layanan Switching di Indonesia
Artajasa merupakan salah satu penyedia layanan switching terbesar di Indonesia yang memainkan peran penting dalam perkembangan sistem pembayaran dan perbankan di tanah air. Sejak didirikan, Artajasa telah memungkinkan transaksi antar bank di Indonesia melalui berbagai layanan, mulai dari jaringan ATM hingga layanan digital yang mendukung kebutuhan transaksi modern. Keberadaan Artajasa sebagai pionir dalam industri ini telah menjadi fondasi penting bagi ekosistem pembayaran yang lebih terintegrasi dan inklusif.
Sebagai bagian dari Artajasa, Bersama ID hadir sebagai solusi bagi instansi keuangan untuk mempermudah nasabah dalam bertransaksi, baik itu transfer antar bank, pembayaran tagihan, hingga layanan digital lainnya. Memanfaatkan teknologi yang canggih dan jaringan luas yang terintegrasi, Bersama ID membantu lembaga keuangan untuk memberikan pengalaman transaksi yang lebih cepat, aman, dan efisien. Langkah ini tidak hanya meningkatkan kenyamanan bagi nasabah, tetapi juga mendukung institusi keuangan dalam menjawab tantangan digitalisasi dengan solusi yang adaptif dan inovatif.
Ke depannya, Artajasa tidak hanya berfungsi sebagai penghubung antar institusi keuangan tetapi juga sebagai mitra transformasi digital. Dengan terus berinovasi, Artajasa memegang peranan kunci dalam mendukung pertumbuhan ekonomi digital Indonesia. Melalui ekosistem pembayaran yang inklusif, efisien, dan berdaya saing global, Artajasa siap membantu semua lapisan masyarakat untuk mendapatkan solusi pembayaran terbaik. Temukan berbagai layanan inovatif dari Artajasa dan Bersama ID di sini.
Promo & Berita Serupa
Lihat Semua